< All Topics
Print

Jumelai Sisi Nubi

Pendahuluan

JSN merupakan singkatan dari Jumelai Sisi Nubi, project greenfield pertama yang dilakukan di PHM, ada tiga platform yang dibangun, JML1 di Lapangan South Mahakam, WPS3 & WPN4 yang dibangun di Lapangan Sisi Nubi. Masing2 anjungan dihubungkan dgn pipeline dgn total panjang 16 km utk ketiga
fasilitas ini.

PT. Meindo Elang Indah, EPCI Contactor 100% Perusahaan Dalam Negeri sebagai kontraktor utama pelaksana proyek JSN ini. Proyek dimulai pada Juni 2020 disaat pandemic-Covid 19 yang baru mulai terjadi & Proyek selesai pada bulan Maret 2022 lalu, ini merupakan challenging yang lumayan berat dalam mengeksekusi proyek JSN ini.

Secara design, masing2 anjungan dapat memproduksi sampai 45MMscfd atau sama dengan totalnya 135MMscfd, dimana mendorong produksi dari WK Mahakam yang dikelola PHM. (Platform JML1 dan WPS3 saat ini sudah on-stream, dan Platform WPN4 direncanakan on-stream pada awal bulan Agustus 2022).

JSN Project diselesaikan dengan total 4.7 Juta Safe Manhours tanpa LTI (Loss Time Injury), sebuah pencapaian yg patut dibanggakan.

Proses Pengadaan/Pelelangan

  • Tender sesuai peraturan SKKMigas PTK007 rev 4 yang di mulai bulan October 2019 dan di Award bulan June 2020.
  • Jangka Waktu Kontrak : June 2020 s/d January 2022 (Total 18 bulan)
  • Nilai Proyek : USD $105 M
  • SDM yang terlibat : 2,800,000 Manhours menjadi 4,800,000 Manhours (actual)

Lingkup Proyek

NORTH SISI & NORTH NUBI

Project Perimeter:

  • 2 new platforms (WPS-3 & WPN-4
  • 2 pipelines dia. 10”:
    • 5 km WPS-3 to MWPS
    • 4.3 km WPN-4 to WPS-2
  • Tie in works at MWPN & WPS-2

JUMELAI

Project Perimeter

  • 1 new platforms (JML-1)
  • 1 pipeline dia. 10”
    • 6.7 km JML-1 to MD-1
  • Tie in works at platform MD-1

Project Key Points

  1. JSN Project mentargetkan jadwal yang sangat ketat untuk mencapai target produksi gas dari PHM, dan untuk mempercepat progress secara keseluruhan maka PHM memutuskan untuk memasok seluruh primary steel dari jacket and topside dan juga supply untuk Komponen material utama.
  2. Saat pelaksanaan proyek, Kontraktor harus menyediakan perizinan dan dokumentasi spesifik dikarenakan di Meindo Yard Fabrication (Meitech) adalah (FTZ= Free Trade Zone), zona kawasan bebas masuk barang dari luar pabean.
  3. Kontraktor juga harus mengurus perizinan seperti izin prinsip dan izin pekerjaan bawah air yang merupakan perizinan Utama sebelum konstruksi offshore dimulai dan juga mengurus persetujuan master list yang sangat memakan waktu.
  4. Komitmen TKDN untuk proyek JSN adalah 51.6% dan sekarang Kontraktor telah mencapai di atas 56.8%
  5. Kontraktor dapat lebih cepat dalam penyelesaian fabrikasi jacket dari jadwal yang sudah ditetapkan, namun saat pekerjaan topside installation dan pipeline installation terdapat beberapa masalah offshore campaign dari pandemic Covid-19 dan cuaca yang tidak bersahabat dikarenakan monsoon.
  6. Project JSN berlangsung dalam masa Pademi Covid 19 yang sangat berdampak dalam progress pekerjaan dan sangat challenging dalam penyelesaiannya yaitu di lokasi Fabrication Yard di Bintan dan juga pada waktu Offshore Campaign.
    • Untuk di Fabrication Yard, Meindo menetapkan Prosedure yang sangat ketat untuk menjaga
      lokasi kerja dapat dikategorikan sebagai Gree Zone.
    • Setiap pekerja yang masuk lokasi project diwajibkan melalui karantina selama 5 hari dan lolos PCR. Screening pekerja dimulai dari gate utama yang dipasang sensor suhu badan, perlengkapan pekerja dari pemakaian masker yang benar dan juga penyemprotan desinfektan secara menyeluruh sebelum masuk yard dan semua diawasi Covid Ranger.
    • Tindakan preventif dan promotif terus dijalankan untuk mengantisipasi paparan Covid 19, mendorong Karyawan untuk menjalankan prilaku hidup bersih dan sehat serta menjalankan protokol 5 M
    • Demikian juga di Lokasi Offshore, untuk menuju lokasi kerja di kapal AWB, Semua pekerja tanpa terkecuali wajib menjalankan karantina terpusat selama 7 hari dengan penjagaan security dan team Medis serta diambil PCR pada hari ke-6 dan Antigen pada hari ke-7 sebelum embarkasi ke kapal sebagai screening berlapis, (ini sudah di detailkan dalam procedure yang dibuat dengan persetujuan dengan Cpy.)
    • Dengan screening yang sangat ketatpun Meindo masih mengalami out-break yang disebabkan masih terkena Covid-19 baik di Onshore maupun di Offshore.
    • Khususnya di kapal AWB EB507 sempat terjadi Out-Break selama 2 bln karena ada pekerja yang terpapar Covid 19, dan treatmentnya harus mengikuti procedure, serta berkoordinasi dengan instansi kesehatan dari Pemerintah, konsentrasi terbagi antara sisi medis dan juga operasional Project, pergantian crew dan mitigasi-mitigasi lainnya untuk tetap menjalankan operasional project dalam masa pandemik tersebut.
    • Progress Fabrikasi juga sempat terdampak dikarenakan beberapa Material dari Luar negeri/dalam negeri, mengalami permasalahan pengiriman, dimana negara2 hampir seluruh dunia Lock Down, Meindo berusaha semaksimal mungkin agar material dapat dideliver dengan cepat, seperti menggunakan air freight adalah metode yang diambil.
  7. Dalam hal ini tidak dapat dielakkan adalah Cost Project yang bertambah, baik dari Manpower, Logistic, Pengiriman, Prasarana Medis & juga dampak kenaikan harga barang-barang dalam masa pademi Covid-19. Untuk mengcover ini semua sudah diatur proses dengan mekanisme dalam “Perubahan Lingkup Kontrak (PLK)”, di Peraturan PTK007 Rev 4 dan saat ini masih tahap permohonan pengajuan kenaikan biaya proyek.
Daftar Isi
Shopping Basket